Cinta Dalam Diam
Day Without Her
Day #11
Ga terasa udah sudah 11 hari kujalani hari dengan sebelah sayap. tanpa terasa tubuh ini makin hancur. tapi tekad untuk mendapatkannya kembali belum padam dari diri ini.
Sulit
itu pasti, kebodohanku menyebabkan ini akan menjadi jalan yang sulit untuk dilalui namun itu tidak memadamkan tekadku untuk menapaki jalan tersebut.
Saat ini aku mengibaratkan aku adalah kapten kapal tanpa seorang "penumpang". 7 tahun yang lalu aku membangun sebuah kapal saat menemukan "penumpangku" dengan tekad aku akan mengantar dia menuju ke tujuannya, namun sekarang kapal ini terombang ambing seketika saat aku kehilangan "penumpangku" aku tidak tahu kemana aku harus membawa kapal ini. 7 tahun aku mengarungi lautan demi "penumpangku. aku hilang arah terombang ambing di lautan luas ini tanpa tahu kemana harus kuarahkan kapal ini.
Aku limbung disetiap langkahku pikiranku selalu bekerja, bagaimana caranya agar aku bisa menebus kesalahanku.
28 Desember 2016 keadaanku yang lemah tidak menggoyahkan tekadku untuk mulai menjejakan kaki menuju jalan penebusan dosaku aku memutuskan kembali ke kampung halamanku Pacitan untuk mencari ketenangan. Ayahku dimakamkan disana, aku merasa aku harus ziarah untuk meminta doa dan restunya. lalu juga aku meminta doa dari Kakek ku.
aku menuju ke bandara untuk menuju ke pacitan sebelum pesawat take off entah apa yang ada di pikiranku, tanpa sadar aku berdoa
"jika memang dia tidak bisa kumiliki lagi ya Allah, buat pesawat ini jatuh dan biarkan penderitaanku berakhir"
namun takdir Allah berkata lain, aku masih diberi kesempatan untuk mendapatkannya
aku tiba di depan kediaman kakek ku, semua keluarga menyambutku dengan pelukan dan ciuman namun berat sekali untuk membalak kegembiraan mereka dengan hanya sekedar tersenyum,
senyumku telah hilang
aku bertemu dengan kakek ku, dia mulai pikun dan terkulai lemas di kasurnya aku langsung cium tangannya dan mengelus beliau, seperti tersadar dari lamunannya dia tersenyum, ingin rasanya aku menuangkan semua yang kualamai kepadanya namun dengan kondisi beliau seperti itu kuurungkan niatku
aku terduduk di teras depan, sepertinya langit mengerti dengan kesedihanku menjadikan langit gelap, aku terduduk dalam waktu yang lama sampai adzan menyadarkanku . aku kembali masuk untuk shalat namun aku sempatkan untuk ke kamar kakek ku untuk sekedar melihatnya, beliau telah pikun dan terkulai lemas namun beliau tidak serta merta meninggalkan shalatnya. aku tertegun melihatnya shalat dengan tubuh lemahnya yang berbaring di atas kasur. setelah selesai dia langsung menegurku yang menyadarkanku dari kekagumanku kepadanya.
"Sudah Shalat Nduk?"
Sekarang dia pikun namun tidak membuatnya melupakan siapa Penciptanya
segera aku shalat, lalu setelah itu aku kembali ke kamarnya aku membawa foto kekasihku.
"kung ini calon putu akung" ucapku seketika
"walah, ayu tenan nduk, sopo iki?"
haha beliau memandangi foto di hp itu seperti terkagum
aku menceritakan semua yang terjadi di antara kami kepada kakung, seakan dia sehat dia menjawab semua keluhku, dan kata katanya membuat semakin besar tekadku
"dia masih sayang kamu"
seperti mendapat kekuatan, tekadku menjadi semakin besar
"terima kasih kung, doain aku untuk mengejarnya kembali"
dia mengangguk lalu tertidur.
entah Allah menunjukan apa lagi kepadaku walau beliau pikun dia menjawab keluhku seakan dia sehat.
Allah maha besar dengan segala kehendakNya
malam pertama di Pacitan aku tertidur nyenyak. seakan sudah lama aku tidak merasakan kedamaian ini
Terima Kasih Akung
hari kedua aku berencana untuk ziarah ke makam ayahku salah satu tujuanku mengapa aku kembali ke kampung halaman, setelah Shalat dan sarapan aku menuju makam ayahku yang letaknya cukup jauh dari rumah kakek ku.
aku, mamaku dan keluargaku menyambangi makam Ayahku kami mulai memanjatkan doa untuk Almarhum Ayahku
"Ayah, sekarang kan ayah deket sama Allah, tolong kasih tahu dong yah ke Allah beri aku jalan dan kekuatan untuk mengejar jodohku"
dimana tanpa terasa air mataku membasahi nisan ayahku, semua keluargaku tersentak melihat seorang "aku" menjadi lemah dan sentimentil, namun mereka yang tidak tahu masalah dibalik itu semua hanya diam tanpa berani bertanya ada apa, hanya aku dan mamaku yang mengerti apa yang terjadi. seperti pertanda bahwa aku telah mendapat restu, setelah aku pamit dengan Ayahku, hujan tiba tiba mengguyur sekitar pemakaman. seakan kata kataku disampaikan kepada Allah saat itu juga oleh Ayahku
"Terima kasih ya Allah atas petunjukmu"
tidak putus doaku kupanjat kepada Allah
keesokan harinya sepupu sepupuku mengajaku untuk pergi ke pantai untuk sekedar bersenang senang, namun tetap saja pikiranku hanya tertuju kepada kekasihku, begitu banyak kenangan yang kami lalui selama ini, seakan semua yang kulakukan tidak lepas dari dirinnya, membuatku teringat kebersamaan kami selama ini
kembali air mataku menetes di tengah hiruk pikuk pengunjung pantai yang sedang bergembira. it doesn't work. kepantai tidak membuatku bahagia
keesokan harinya aku kembali ke jakarta dengan membawa tekad yang teramat besar untuk mengejar kekasihku kembali.
kembali saat pesawat take off aku berucap menyakinkan takdir Allah,
"Ya Allah, jika memang aku ditakdirkan mendapatkan kekasihku lagi, biarkan aku hidup"
ya.. doaku sekarang tidak untuk mati namun untuk hidup demi mengejar cintaku kembali.
31 Desember 2016 aku sampai di jakarta dengan tekad penuh, namun aku tidak paham mengapa otaku masih terus bekerja memikirkan dia..
selalu lost focus,
sebesar ini cintaku kepadanya sehingga bukan hanya perumpamaan saja namun dia memang benar benar bagian hidupku, tanpanya hidupku tidak lengkap
malam pergantian tahun, bisanya tiap tahun kita lewati bersama walau kadang kita hanya saling telpon karena dia ujian memang selalu di awal tahun. namun malam ini berbeda, aku tetap sms dia namun tidak ada respon sedikitpun darinya.
"Aaah.. kenapa aku begitu bodoh, sehingga membuatnya meninggalkanku"
Tahun baru ini kulewatkan dengan sahabatku dengan perasaan hampa.
mereka menghiburku namun tetap pikiranku tidak dapat di kontrol
Hari pertama di 2017
Karena pikiranku yang tidak stabil aku mengalami kecelakaan, sepele namun tetap membuat tanganku patah..
namun aku tertawa, i lost my mind
tanganku patah tapi aku tertawa.. what the hell is going on with me..
sakit, sangat sakit tapi tidak bisa mengalahkan sakitnya hidup tanpa kamu kekasihku..
Aku berfikir bagaimana jika dia tahu??, apakah akan simpati kepadaku? apakah dia akan kembali padaku??
namun dia sedang ujian.. aku tidak ingin mengganggunya.. Good luck sayang.. semoga ujiannya lancar
AMIN
Log #2 HNSP (CDD)